Kamis, 15 Agustus 2013

Iman Merupakan Ruh Kehidupan


            Orang yang paling sengsara hidupnya adalah mereka yang miskin iman dan mengalami krisis keyakinan. Mereka ini selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan, dan kehinaan.
            Seperti telah dijelaskan Allah dalam FirmanNya :”Dan, barang siapa berpaling dari peringatanKu, maka sengguhnya baginya penghidupan yang sempit.”(QS.Thaha:124).
            Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membesihkannya. Menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah, Tuhan semesta alam. Singkatnya, kehidupan akan terasa hambar tanpa iman.
            Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan, dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman! Dan betapa pedihnya siksa dan adzab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari turunan Allah di akhirat kelak!
            Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman dengan sesungguhnya bahwa “tidak ada Tuhan selain Allah”. Betapa pun, pengalaman dan uji coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini dari adab telah membuktikan banyak hal menyadarkan akal bahwa berhala-berhala itu takhayul belaka, kekafiran itu sumber petaka, pembangkang itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benar-benar Sang Pemilik kerajaan bumi dan langit, segala puji bagi Allah dan Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu. Firman Allah “Barangsiapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS.An-Nahl : 97).
            Masksud kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat ini adalah kesenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Tuhan mereka, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, ketentuan Allah,dan keikhlasan mereka dalam menerima takdir. Dan itu semua adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima bahwa Allah adalah Tuhan mereka, Islam agama mereka, dan muhamad adalah nabi dan rasul yang diutus Allah untuk mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar